.::*"WELCOME TO MY BLOG, SORRY MY BLOG IF LESS WELL, NEVER BORED TO VISIT MY BLOG AND THANKS FOR VISITING"*::.

Sabtu, 31 Desember 2011

Shalat Dhuha


Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang sudah dikenal sebagai shalat untuk memohon rezeki kepada Allah Swt. Dinamakan shalat Dhuha karena shalat ini dikerjakan pada waktu dhuha, yakni ketika matahari sudah naik kira-kira setinggi tombak sampai dengan menjelang waktu zhuhur. Apabila diukur dengan jam, kira-kira pukul tujuh pagi sampai dengan pukul sebelas siang. Shalat Dhuha dikerjakan dengan dua rakaat, empat rakaat, enam rakaat, delapan rakaat, atau dua belas rakaat.
Penyebutan shalat Dhuha sebagai shalat untuk memohon rezeki kepada Allah Swt. barangkali berangkat dari sebuah hadits, yakni dari Nu’aim bin Hammar, dari Nabi Saw., beliau bersabda:
“Tuhanmu Yang Mahagagah dan Mahamulia telah berseru, ‘Hai Bani Adam, shalatlah empat rakaat pada awal siang karena Aku. Aku akan mencukupkan engkau pada akhir siang itu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Berdasarkan hadits tersebut, jelas sekali diperintahkan oleh Allah Swt. kepada sekalian keturunan Adam untuk mengerjakan shalat di awal siang karena Allah, niscaya akan dikaruniai kecukupan pada akhir siang. Shalat di awal siang yang dimaksudkan dalam hadits tersebut adalah shalat Dhuha. Dan, ada hal yang mesti kita garis bawahi dalam hadits tersebut, yakni “Shalatlah pada awal siang karena Aku.” Inilah niat utama bagi kita ketika mengerjakan shalat Dhuha, yakni karena Allah Swt.

Oleh karena itu, bagi siapa saja yang ingin ditambah rezekinya dan diberi kecukupan oleh Allah Swt., hendaknya mengerjakan shalat Dhuha; barangsiapa yang ingin dijauhkan dari kemiskinan dalam hidupnya, hendaknya memohon kepada Allah Swt. dengan tidak meninggalkan shalat Dhuha.
Di samping akan diberi kecukupan oleh Allah Swt., orang yang mengerjakan shalat dhuha juga diberi ganjaran sama dengan orang yang bersedekah. Mengenai hal ini, kita dapat mengetahui dari sebuah hadits, yakni dari Abu Dzar r.a., dari Nabi Saw., beliau bersabda:

“Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekah. Setiap tasbih (سُبْحَانَ اللهِ) adalah sedekah, setiap tahmid (اَلْحَمْدُ للهِ) adalah sedekah, setiap tahlil (لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ) adalah sedekah, menyuruh untuk berbuat baik pun juga sedekah, dan mencegah kemungkaran juga sedekah. Dan semua itu bisa disetarakan ganjarannya dengan dua rakaat shalat dhuha.” (HR. Muslim)
Berdasarkan ajaran Islam yang mulia, selama ini kita juga meyakini bahwa sedekah yang kita lakukan tidak hanya diganjar dengan pahala oleh Allah Swt. di akhirat kelak, akan tetapi ketika hidup di dunia pun kita akan mendapatkan balasannya dengan berbagai kenikmatan, termasuk diganti dengan rezeki yang lebih melimpah. Ketika shalat Dhuha ganjarannya disamakan dengan sedekah berarti ini adalah langkah awal bagi seseorang yang ingin mendapatkan kelimpahan rezeki dari Allah Swt.

Dengan demikian, bagi Anda yang sudah terbiasa mengerjakan shalat Dhuha, silakan dilanjutkan amalan yang sangat baik ini. Bagi Anda yang belum terbiasa mengerjakannya dan masih ingin mengetahui bagaimana tata cara mengerjakan shalat Dhuha, semoga tulisan berikut ini berguna.

Setelah seseorang bersuci dan siap untuk mengerjakan shalat, hendaklah berdiri menghadap kiblat kemudian memulai shalat Dhuha dengan membaca takbir seraya mengangkat kedua tangan sebagaimana shalat biasanya. Pada saat melakukan takbiratul ihram, jangan sampai lupa di dalam hati berniat melakukan shalat Dhuha karena Allah Swt.

Sungguh, berniat dalam mengerjakan shalat itu penting sekali; pekerjaan ini termasuk rukun di dalam shalat. Oleh karena itu, sebagian ulama mengajarkan agar jangan sampai kita lupa berniat dalam shalat kita, maka sebelum takbiratul ihram kita dapat menguatkan niat dengan lisan. Adapun niat shalat Dhuha apabila dilafazhkan adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatadh dhuhâ rak’ataini lillâhi ta’âlâ.
Artinya:
“Aku menyengaja shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Pada rakaat pertama setelah membaca surat al-Fâtihah hendaknya membaca surat asy-Syams dan pada rakaat kedua setelah membaca surat al-Fâtihah hendaknya membaca surat adh-Dhuhâ.
Apabila tidak membaca surat asy-Syams dan adh-Dhuhâ sebagaimana di atas, silakan membaca surat lain yang dihafalnya. Selanjutnya, sebagaimana yang sudah disampaikan di muka, shalat dhuha dapat dikerjakan dengan dua rakaat, empat rakaat, enam rakaat, delapan rakaat, atau dua belas rakaat. Silakan memilih sesuai dengan kesanggupan dan keinginan di dalam hati Anda.

Setelah mengerjakan shalat, silakan membaca istighfar dan shalawat atas Nabi Saw. atau berdzikir dengan bacaan lainnya sesuai dengan keinginan Anda. Setelah berdzikir dan memuji Allah Swt., silakan mengangkat kedua tangan untuk berdoa kepada Allah Swt. dengan doa sebagai doa berikut:
أَللهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَائُكَ, وَ الْبَهَاءَ بَهَاءُكَ, وَ الْجَمَالَ جَمَالُكَ, وَ الْقُوَّةَ قُوَّتُكَ, وَ الْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ, وَ الْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. أَللهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ, وَ إِنْ كَانَ فِي اْلأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ, وَ إِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ, وَ إِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ, وَ إِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ, بَحَقِّ ضُحَائِكَ وَ بَهَاءِكَ وَ جَمَالِكَ وَ قُوَّتِكَ وَ قُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.
Allâhumma inna dhuhâ-a dhuhâ-uka, wal bahâ-a bahâ-uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Allâhumma in kâna rizqî fis samâ-i fa anzilhu, wa in kâna fil ardhi fa akhrijhu, wa in kâna mu’siran fa yassirhu, wa in kâna haraman fa thahhirhu, wa in kâna ba’îdan fa qarribhu bi haqqi dhuhâ-ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika âtinî mâ âtaita ‘ibâdakash shâlihîn.
Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu, kebagusan itu kebagusan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, kekuatan itu kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezeki hamba masih di langit maka turunkanlah, jika berada di dalam bumi maka keluarkanlah, jika sulit maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, jika jauh maka dekatkanlah, berkat waktu dhuha-Mu, kebagusan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada hamba segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Demikianlah tentang shalat Dhuha. Semoga kita dapat mengerjakan shalat sunah yang menjadikan kita dikaruniai limpahan rezeki oleh Allah Swt. Tapi, tunggu sebentar, sebelum pembahasan ini ditutup, ada hal penting yang perlu penulis sampaikan. Ternyata, shalat Dhuha tidak hanya membuat pelakunya berbahagia dengan kecukupan yang diberikan oleh Allah Swt. ketika hidup di dunia saja. Shalat Dhuha juga sangat penting bagi kehidupan yang bahagia di akhirat kelak. Di samping membuat dosa-dosa pelakunya diampuni oleh Allah Swt., juga akan dipersilakan untuk memasuki surga melalui pintu khusus serta dibangunkan istana di dalamnya.
Subhanallâh! Betapa besar anugerah yang akan diterima oleh seseorang yang mengerjakan shalat Dhuha. Mengenai hal ini, marilah kita perhatikan tiga buah hadits berikut, yakni Rasulullah Saw. telah bersabda:

“Barang siapa yang membiasakan diri melakukan shalat Dhuha dua rakaat, maka diampunilah dosa-dosanya sekalipun dosa itu laksana buih di atas lautan.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

“Di dalam surga terdapat sebuah pintu yang bernama adh-Dhuha. Apabila hari kiamat tiba, ada seseorang yang menyeru, ‘Manakah orang-orang yang senantiasa shalat dhuha? Inilah pintu kalian. Masuklah ke dalam surga dengan iringan rahmat Allah.” (HR. Thabrani)

“Barang siapa shalat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan membuatkan baginya istana di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Demikianlah, semoga bermanfaat untuk kita bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar